Ad Code

Responsive Advertisement

Mau Jadi PNS ? Berani Bayar Berapa ?

PNS Wani Piro
Status sebagai seorang pegawai negeri sipil atau biasa disebut PNS banyak diincar oleh masyarakat. Terutama didaerah-daerah yang baru berkembang seperti di salah satu kabupaten yang berada di wilayah provinsi Jambi. Bahkan di daerah ini, status sebagai PNS dan setingkat lainnya (Polisi atau ABRI) mengalahkan status seorang pengusaha !!. Sangat sensasional ?
Ada anekdot yang menggelikan yang masih beredar di daerah ini. Bagaimana tidak menggelikan coba, anekdot tersebut berupa "Jika kamu bukan seorang PNS maka kamu tidak layak untuk mempersunting anak gadis kami". Alamak...jika tidak jadi PNS maka para pria akan menjomblo seumur hidupnya didaerah ini. Meski hanya sebuah anekdot, tapi masih banyak yang percaya akan kata-kata sakti ini sehingga mereka berlomba-lomba untuk menjadi seorang PNS.

Status PNS yang menduduki tingkat tertinggi dimata masyarakat diwilayah ini mengakibatkan seleksi penerimaan pegawai negeri sipil sebagai ladang bisnis bagi mereka yang berada di jabatan "basah". Ini adalah sebuah bisnis yang sangat menggiurkan dan beromset besar tanpa memerlukan biaya selain jabatan yang dimiliki atau memiliki hubungan erat dengan orang-orang yang menduduki posisi tertinggi.
Ini bukan dunia fantasai, setiap seleksi penerimaan pegawai negeri sipil di daerah ini, perputaran uang di"bisnis" sangat-sangat besar. Bahkan satu peserta rela mengeluarkan biaya lebih dari Rp. 100.000.000.- hanya sekadar untuk mendapatkan status sebagai PNS. Anda beranggapan ini semua hanyalah kisah dongeng belaka ? maaf, karena untuk saat ini Anda salah karena ini adalah kejadian yang sesungguhnya bukan kisah sinetron maupun hayalan didunia fantasi.
Standard biaya yang dibutuhkan untuk lolos dari seleksi PNS ini setiap tahunnya berubah mengikuti pasar (terdengar seperti bursa saham bukan?). Selain itu, angka yang keluar juga tidak bisa diketahui oleh publik karena beredar dikalangan dalam saja dan tentu oleh si peserta itu sendiri. Boleh percaya atau tidak, sehebat apapun penguasaan Anda terhadap bidang yang Anda kuasai, Anda hanya memiliki peluang 1% untuk lolos dari seleki PNS di wilayah ini jika kepintaran Anda tersebut tidak didukung dengan dana yang cukup. Sebaliknya, jika Anda katakanlah bukan orang yang tepat untuk menduduki posisi tersebut tapi karena Anda memiliki backup dana yang besar maka Anda lah yang akan duduk diposisi tersebut. Sebuah anomali ?bisa jadi begitu.

Tidak ada angka pasti
Layaknya sebuah saham perusahaan, biaya yang dibutuhkan untuk lolos dari seleksi PNS ini juga mengalami perubahan setiap tahunnya. Berbeda dengan saham yang berkemungkinan turun dari angka sebelumnya, maka disini angka tersebut akan terus naik setiap tahunnya. Informasi yang beredar di lapangan yang saya dapati adalah Rp. 50.000.000,- untuk lulusan SMA/sederajat , Rp. 100.000.000,- untuk lulusan S1, sedangkan untuk lulusan S2 dan S3 saya tidak menemukan informasi yang pasti untuk angkanya.
Anda kaget melihat angka-angka itu ? tahan dulu kekagetan Anda karena angka-angka diatas adalah jumlah minimum yang harus disiapkan untuk memperbesar peluang Anda diterima menjadi seorang PNS.
Rp. 50.000.000,- untuk menjadi PNS jelas bukanlah jumlah yang kecil tapi jumlah ini jauh lebih besar dari tahun sebelumnya yang berada angka 20-30 jutaan. Melihat dana yang diperlukan begitu besar apakah ada peserta tes PNS yang mau mengeluarkan dana sebesar itu ? Ada harga berarti ada konsumennya bukan ? Berhubung status PNS yang begitu dipuja didaerah ini, para peserta tes, terutama orang tua mereka, siap melakukan berbagai cara untuk meloloskan anak mereka untuk menjadi seorang PNS. Cara-cara ekstrim pun ditempuh seperti menjual tanah bahkan ada yang sampai menjual rumah untuk kelulusan anaknya. Seperti kisah didalam sinetron, bahkan mengalahkan kisah-kisah yang pernah ditayangkan didalam sinetron.

Dampak terhadap daerah
Kemajuan suatu daerah dipengaruhi oleh kreadibilitas, kecakapan, dan kualitas dari para pemimpin dan penggerak pemerintahan di daerah tersebut. Kenyataan diatas tentu menyebabkan perkembangan di daerah ini menjadi lamban jika tidak bisa dikatan jalan ditempat. Ketidak cocokan jabatan yang dipegang dengan latar belakang pendidikan jelas menghambat kinerja selama menjabat. Sebagai contoh, jika Anda seorang sarjana pertanian lantas diletakkan diposisi yang berhubungan dengan proyek, apakah Anda tidak kelagapan mengatasinya ?

Lulus murni, mungkinkah ?
Tidak ada yang tidak mungkin diatas dunia ini, begitu juga peluang Anda untuk lolos tes PNS di daerah ini. Meski saingan Anda memiliki backup dana yang melimpah tapi Anda masih memiliki peluang untuk menggagalkan mereka, meski peluang tersebut kecil dan Anda benar-benar sedang dilindungi keberuntungan. Selain itu, ada beberapa syarat yang mungkin bisa Anda penuhi untuk dapat lulus secara murni tanpa bantuan rupiah. Anda bisa memenuhi seluruh atau sebagian dari syarat tersebut. Syaratnya adalah :
1. Anda adalah lulusan dari program studi yang langka peminatnya di daerah ini.
2. Anda memiliki pemahaman diatas rata-rata tentang jabatan yang Anda lamar dan sesuai dengan latar belakang pendidikan Anda.
3. Jangan melamar di jabatan yang menawarkan posisi kurang dari 2 orang.

Entah sampai kapan kondisi seperti ini akan terus berlanjut. Disaat materi mengalahkan semuanya. Kepintaran tidak dihargai ketika dihadapkan dengan tumpukan rupiah. Kepentingan pribadi lebih diutamakan dibantingkan dengan kepentingan publik. Terserah apa yang akan terjadi yang penting saya bisa mendapatkan rupiah dalam jumlah besar mungkin itulah yang ada dibenak para pelaku di "bisnis" ini.
Kejanggalan seperti ini terjadi karena ada sebabnya, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Menurut penilaian pribadi, munculnya fenomena ini dikarenakan pola pikir masyarakat yang masih berada didalam kotak. Mereka beranggapan bahwa menjadi PNS adalah segala-galanya dan tidak ada pilihan lain untuk melanjutkan hidup jika tidak menjadi PNS. Pola pikir seperti inilah yang membuat para oknum-oknum jahil mendapatkan peluang untuk menjalankan misi mereka.
Berharap munculnya sebuah generasi yang bisa memutuskan sistem yang salah ini demi kemajuan bersama.

Post a Comment

2 Comments

  1. ������..fakta itu nyata beee....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu kenyataan yang terjadi di lapangan kok :D

      Delete

Terimakasih telah mengunjungi Blog Nuzil.
Semoga informasi yang ada di blog ini bermanfaat.

Close Menu