Ad Code

Responsive Advertisement

Cara Menjawab Pertanyaan Saat Wawancara

pertanyaan saat wawancara
Bagaimanakah sebaiknya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara kerja ? Agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar, Anda perlu mengetahui bagaimana cara menajwab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebagai bahan reverensi, berikut ini adalah beberpa tipsnya.

Pertama, Anda harus menjawab pertanyaan yang diajukan. Terkadang, pertanyaan diajukan bukan dalam bentuk kalimat tanya, melainkan berupa pernyataan. Jika Anda merasa kurang jelas, tidak ada salahnya bertanya kepada pewawancara. Terkadang, sulit bagi Anda untuk menjawab suatu pertanyaan, mungkin karena pertanyaan tersebut menyangkut hal pribadi misalnya. Dalam hal ini, Anda perlu menjelaskan kepada pewawancara secara jujur bahwa Anda sulit untuk menjawab pertanyaan teresebut dan kemukakan alasannya.
Jika Anda benar-benar tidak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan, segera bertanya atau meminta pewawancara mengulangi pertanyaannya. Jangan pernah berusaha menghindar dengan mengulur-ngulur waktu, mengalihkan pembicaraan, mengalihkan pandangan, berpura-pura tidak mendengar, berpura-pura tidak mengerti, atau melakukan gerakan-gerakan tertentu yang menunjukkan kecemasan, seperti mengusap-usap wajah atau menggerak-gerakkan tangan. Saat Anda gagal dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, maka pewawancara akan berpikir bahwa Anda bingung, bosan, atau tidak jujur. Hal ini tentu tidak menguntungkan bagi Anda yang sedang mengikuti proses seleksi untuk suatu pekerjaan.

Kedua, Anda hanya perlu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Artinya, Anda sebaiknya menjawab secara singkat dan jelas. Saat pewawancara bertanya tentang latar belakang pendidikan, jelaskan seperlunya, yaitu dimana Anda belajar dan kapan Anda diterima belajar di sana, jurusan yang Anda ambil, kapan Anda lulus, serta berapa IPK terakhir Anda. Jika pewawancara  tidak bertanya mengenai nama-nama mata kuliah apa saaja yang Anda ambil, jangan membicarakannya. Jangan menjawab terlalu panjang lebar dan mendetail, kecuali juka pewawancara menanyakannya.
Memberikan terlalu banyak informasi dan menjelaskan kepribadian Anda secara mendetail akan membuat pewawancara berpikir bahwa Anda tidak mengerti etika pergaulan, kurang percaya diri, atau tidak dapat membaca situasi dan kondisi. Selain itu, menjawab pertanyaan secara mendetail dan panjang lebar akan menghabiskan waktu pewawancara dan waktu Anda sendiri.

Ketiga, Anda sebaiknya menjawab pertanyaan secara jelas, lengkap, dan tuntas. Disamping Anda sebaiknya tidak menjawab dengan panjang lebar dan mendetail, Anda juga tidak disarankan untuk menjawab dengan terlalu singkat dan terlalu langsung kepada sasaran. Menghadapi pertanyaan, “Apakah Anda memiliki pengalaman dalam bidang penjualan ?” tidak cukup hanya dijawab dengan “ya” atau “tidak” karena Anda tentunya diminta untuk  menjelaskan pengalaman tersebut kepada pewawancara. Seringkali pewawancara dan anda memiliki pendapat atau pemikiran yang berbeda mengenai hal-hal yang perlu atau tidak perlu diungkapkan dalam wawancara. Misalnya, dalam kaitannya dalam dengan pengalaman di bidang penjualan. Mungkin bagi Anda mengikuti kegiatan Multi Level Marketing (MLM) tidak perlu disampaikan, tetapi pewawancara mungkin tertarik untuk mengetahui apa yang Anda lakukan selama mengikuti kegiatan tersebut.
Jika Anda tidak yakin mengenai apa saja yang perlu Anda ungkapkan dalam wawncara maka tidak ada salahnya jika Anda bertanya langsung kepada pewawancara seberapa jauh informasi yang ia inginkan dari diri Anda; atau apakah ia tertarik untuk mendegnarkan informasi tersebut. Dalam situasi tertentu, Anda mungkin terpakasa untuk menjawab pertanyaan dengan sesingkat mungkin. Situasi tersebut bisa berupa keterbatasan waktu wawancara, pewawancara selalu memotong pembicaraan Anda karena tidak sabar mendengarkan penjelasan Anda, kesalahpahaman Anda mengenai maksud dari pertanyaan yang diajukan, serta ketidakyakinan dalam diri Anda sendiri dalam menjawab pertanyan dari pewawancara.

Keempat, berkaitan dengan poin-poin sebelumnya, Anda perlu menjawab setiap pertanyaan dengan akurat dan memberikan informasi sesuai dengan keadan yang sebenarnya. Jangan mengatakan bahwa Anda telah menyelesaikan kuliah saat Anda masih mengerjakan skripsi. Jangan berpura-pura mengetahui sesuatu yang bahkan Anda belum pernah dengar sebelumnya. “Ya, tentu saya tahu mengenai kebijakan ekonomi pemerintah yang baru.” “Saya juga sudah pernah membaca The Art of War dan tentu itu relevan dengan konsep manajemen modern,” atau “ Saya tahu bedanya bank biasa dengan bank syariah.”
Jangan pernah merasa malu untuk meminta penjelasan mengenai konsep, istilah, atau isu yang tidak terlalu Anda kuasai. Berusahalah menjawab pertanyaan yang tidak Anda ketahui atau kuasai hanya akan membuat Anda tampak tidak jujur sekaligus tidak kompeten. Selain itu, tidak ada pewawancara yang suka ketika menghadapi pelamar yang tidak tahu tentang suatu hal, tetapi ia terlalu tinggi hati untuk mengakuinya tau untuk bertanya.

Kelima, Anda sebaiknya selalu menjawab setiap pertanyaan dengan spesifik dan kongkret. Hindari kata-kata atau istilah yang klise, rumit, jargoan, eufimisme ataupun hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan pertanyaan yang diajukan. Jawab pertanyaan dengan apa adanya dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Jangan menjawab hanya dengan “iya” atau “tidak” saat Anda diminta untuk menjelaskan sesuatu karena jawaban Anda akan membuat bingung pewawancara.
Pilih kata-kata yang secara tak langsung menjelaskan maksud Anda. Kata-kata yang rumit dan bersifat teknis terkadang dapat memberikan kesan bahwa Anda terpelajar atau canggih saat Anda mengucapkannya. Namun dalam situasi wawancara, hal tersebut dapat merugikan Anda karena pewawancara mungkin sulit untuk memahaminya atau malah berpikir bahwa Anda berusaha untuk menutupi sesuatu.

Terakhir, selalu berikan informasi yang relevan. Terkadang, Anda kurang berkosentrasi dalam mendengarkan pertanyaan yang diajukan sehingga gagal menjawab pertanyaan dengan baik. Atau saat Anda tidak yakin dengan maksud pewawancara, tetapi enggan atau malu untuk bertanya, maka Anda akan menebak maksud pertanyaan tersebut dan tidak memberikan jawaban yang diharapkan. Saaat Anda tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan bagi pewawancara, maka Anda akan memberikan kesan bahwa Anda bingung atau malah berusaha untuk mengelak dari pertanyaan tersebut.

Demikian lah artikel tentang cara menjawab pertanyaan saat wawancara. Semoga dengan adanya artikel ini terlebih lagi setelah Anda membacanya, bermanfaat bagi Anda. Penulis juga berharap artikel ini bisa membantu Anda ketika menghadapi sesi interview untuk mendapatkan pekerjaan idaman.

Untuk melihat, menyimpan, atau memprint artikel ini, silahkan kunjungi link berikut (artikel dalam format PDF) :

Post a Comment

0 Comments

Close Menu