Awalnya kita hanya sekadar teman biasa
Hingga akhirnya rasa itu perlahan tumbuh
Meski sulit untuk diakui
Engkau telah meluluhkan hatiku
Saat itu, dinding imajiner memisahkan aku dan kamu
Saat hasratku memiliki terhalang oleh kenyataan
Biarkan kupendam rasa ini terhadapmu
Hingga waktunya tiba untukku mengungkapkannya
Jujur, aku tidak pernah tau bagaimana perasaanmu terhadapku
Inginku memilikimu sepatah katapun belum terucap
Bodoh rasanya kenapa aku tak berani tuk berkata
Aku ingin memilikimu seutuhnya untuk selamanya
Inginku memilikimu, harapku ingin menghalalkanmu
Dalam diam, dari kejauhan, kuhanya bisa mendoakanmu
Ditengah penantian, aku terus berusaha
Hingga saatnya tiba, jika memang diizinkan kita akan bersama
Ini inginku, dan ini memang harapku
Jika kelak kenyataan berbeda, aku tak bisa memaksa
Hingga akhirnya rasa itu perlahan tumbuh
Meski sulit untuk diakui
Engkau telah meluluhkan hatiku
Saat itu, dinding imajiner memisahkan aku dan kamu
Saat hasratku memiliki terhalang oleh kenyataan
Biarkan kupendam rasa ini terhadapmu
Hingga waktunya tiba untukku mengungkapkannya
Jujur, aku tidak pernah tau bagaimana perasaanmu terhadapku
Inginku memilikimu sepatah katapun belum terucap
Bodoh rasanya kenapa aku tak berani tuk berkata
Aku ingin memilikimu seutuhnya untuk selamanya
Inginku memilikimu, harapku ingin menghalalkanmu
Dalam diam, dari kejauhan, kuhanya bisa mendoakanmu
Ditengah penantian, aku terus berusaha
Hingga saatnya tiba, jika memang diizinkan kita akan bersama
Ini inginku, dan ini memang harapku
Jika kelak kenyataan berbeda, aku tak bisa memaksa
0 Comments
Terimakasih telah mengunjungi Blog Nuzil.
Semoga informasi yang ada di blog ini bermanfaat.